GI (GovInsider) menjelaskan bagaimana mata uang digital
berpotensi untuk menghilangkan korupsi dan juga bank sentral.
Istilah
‘cryptocurrency’ memang terdengar seperti sebuah kata yang berasal dari film
James Bond terbaru. Namun Bitcoin mata uang digital terbesar dan terpopuler di
dunia bukanlah sebuah fantasi belaka. Bahkan faktanya, teknologi yang bergerak
di belakang Bitcoin ini dapat mengubah cara kerja pemerintah.
Bitcoin telah
melahirkan sebuah metode unik untuk mencatat semua transaksi keuangan yang
terjadi tanpa perlu mengandalkan sistem perbankan yang ada. Teknologi tersebut
dikenal dengan nama ‘Blockchain’. Tidak peduli seberapa berhasilnya mata uang
digital ini, teknologi yang menggerakkannya itulah yang sangat penting. Salah
satu menteri di dunia bahkan menyatakan bahwa Blockchain dapat membuat bank
sentral dianggap sebagai sesuatu yang kuno atau tidak dibutuhkan lagi.
GovInsider menuliskan
sebuah penjelasan singkat yang menyebutkan empat hal penting mengenai
Blockchain yang perlu diketahui oleh para pejabat pemerintahan.
- Apa itu Blockchain ?
Bank mencatat semua transaksi finansial yang
mereka lakukan di dalam sebuah ‘buku besar’ (atau ‘ledger’).
Berpuluh-puluh tahun yang lalu, buku besar ini mungkin berbentuk ratusan buku
tua yang sudah berdebu. Setiap kalimat baru yang muncul di dalam buku besar
merupakan catatan transaksi yang baru terjadi. Catatan-catatan ini sekarang
sudah didigitalkan, namun buku besar tersebut masih dimiliki dan dikontrol oleh
suatu bank.
Blockchain itu unik
karena buku besar yang ini tidak dikelola oleh satu organisasi atau pihak
tertentu. Sebaliknya, catatan buku besar ini disebarluaskan secara publik dan
dikelola oleh ribuan komputer di dunia dalam waktu yang bersamaan. Anda dapat melihat seluruh catatan transaksinya
disini coba cek, isinya sangat menakjubkan.
Buku besar yang dapat diakses dan dikelola
oleh publik ini adalah kekuatan utama Blockchain. Setiap komputer yang terdapat
di dalam jaringan dapat membuat catatan baru tentang transaksi yang baru
terjadi, jelas Oscar Darmawan, Direktur Utama dari Bitcoin Indonesia. Ketika
transaksi sudah dicatat di dalam buku besar global ini, sangat mustahil bagi
siapapun untuk menghapus catatan transaksi tersebut.
- Mengapa hal ini penting ?
Blockchain membuat transaksi pembayaran dapat
terjadi dan tercatat tanpa menggunakan buku besar yang dikelola oleh sebuah
bank. Awalnya, hal ini memang penting bagi Bitcoin (mata uang pertama yang beredar
menggunakan teknologi tersebut) saja, namun kini teknologi buku besar tersebut
mulai dapat digunakan dan diaplikasikan untuk apapun.
Seperti
yang ditulis oleh
seorang venture capitalist terkenal yang bernama Marc
Andreessen: “Untuk pertama kalinya, Blockchain memberikan kesempatan kepada
seorang pengguna Internet untuk mengirimkan sebuah properti digital yang unik
ke pengguna internet yang lain. Transaksi yang terjadi dapat dijamin aman, dan
semua orang dapat mengetahui bahwa suatu transaksi telah terjadi dan tidak ada
seorangpun yang dapat melawan fakta tersebut.”
Oscar Darmawan
bahkan mencatat hari
pernikahannya di dalam buku besar Blockchain dengan cara
memasukkan janji nikahnya ke dalam sekian banyak transaksi yang terjadi di
dalam teknologi tersebut, untuk menunjukkan bahwa janji mereka akan selamanya
tercatat di sebuah buku besar digital yang tidak akan bisa diubah oleh
siapapun.
- Bagaimana Blockchain dapat
berdampak pada pemerintah ?
Mungkin ucapkan selamat tinggal pada bank
sentral Amerika Serikat, Federal Reserve?
Jika sebuah pemerintahan menggunakan
Blockchain untuk mencatat segala macam bentuk perjanjian atau transaksi, akan
menjadi mustahil bagi seseorang untuk melakukan aksi korupsi, ucap Oscar
Darmawan. Tidak ada komputer satu pun yang mampu mengubah transaksi yang sudah
tercatat di dalam Blockchain, sehingga “smart contracts” yang menggunakan
teknologi ini dapat menunjukkan secara tepat dan detil kemana uang mereka
mengalir yang akan menjadi suatu bentuk akuntabilitas yang jauh lebih baik
daripada yang ada sekarang. Sebuah perusahaan tidak akan dapat memalsukan
rekeningnya. Semua transaksi pengiriman uang dari lembaga pemerintahan akan
tercatat.
Sistem ini juga dapat
berdampak pada sistem bank sentral yang ada saat ini, ujar seorang menteri dari
pemerintahan Inggris. Berbicara ke Wired
Magazine, Menteri
Matthew Hancock mengatakan bahwa “di negara dimana sebuah mata uang
membutuhkan bank sentral untuk mengatur peredarannya dalam rangka mengelola
perekonomian negara, bank sentral pasti dibutuhkan… Namun yang paling penting,
ketika masyarakat sudah bisa membayar satu sama lain dengan mata uang yang
tidak terhubung dan terpaku pada lokasi geografis suatu negara tertentu, maka
kebutuhan akan bank sentral juga pasti akan berkurang.”
- Apa yang sedang terjadi di
kawasan mengenai hal ini ?
Terdapat tiga sektor yang cukup menarik untuk
dibahas. Yang pertama adalah sektor startup (perusahaan baru). Pemerintah
Singapura memiliki cita-cita besar untuk menjadikan negaranya sebagai pusat
‘FinTech’ (Teknologi Finansial) di kawasan Asia. Contohnya, IDA telah
memberikan modal yang cukup besar untuk mendukung Toast perusahaan yang
membantu para tenaga kerja asing untuk mengirimkan uang antarnegara menggunakan
aplikasi dan EZLink train card mereka. Semua transaksi dijamin berjalan aman
karena terdaftar di dalam Blockchain.
Sektor kedua adalah pemerintah. Otoritas
Keuangan Singapura baru saja selesai membangun sebuah laboratorium FinTech yang
akan memonitorisasi perkembangan terbaru dari teknologi-teknologi yang bergerak
di bidang pembayaran dan mempertimbangkan utilitas mereka.
Sektor ketiga, dan yang paling jelas, adalah
lembaga-lembaga perbankan itu sendiri. Banyak di antara mereka yang sudah punya
laboratorium mereka sendiri, dan banyak juga yang sudah berinvestasi di
startup-startup baru yang kian bermunculan di bidang FinTech.
Blockchain adalah sebuah teknologi baru,
sehingga potensi sebenarnya yang dimiliki teknologi tersebut baru akan muncul
seiring berjalannya waktu. Ketika Internet baru pertama kali ditemukan, siapa
yang dapat memprediksi bahwa dampaknya ke dunia global akan sebesar ini?
Sebagian besar perkembangannya memang dibantu oleh adanya dukungan
internasional untuk World Wide Web.
Perdebatan tentang bagaimana pemerintah dapat
menggunakan dan beradaptasi dengan sistem pembayaran baru ini memang baru
dimulai. Untuk saat ini, belum ada pemerintah yang muncul untuk meregulasi
blockchain ataupun Bitcoin, walaupun sudah ada beberapa negara yang melarang
mata uang digital itu untuk beredar di negara mereka. Namun dengan satu klik
saja, Blockchain dapat mengubah bagaimana cara pemerintah melakukan bisnis
dengan dirinya sendiri ataupun dengan pihak lain. Coba kalahkan itu, James
Bond.
Sumber: “Four
Things You Should Know about Blockchain” oleh Joshua Chambers