MENAKJUBKAN: INVESTASI BITCOIN $10,000 DI 2010 KINI
BERNILAI $200 JUTA, EMAS HANYA $9,900
Baik Bitcoin maupun emas dianggap sebagai satu
cara menyimpan aset yang selalu aman. Namun, selama tujuh tahun terakhir, salah
satu dari keduanya mengalami kenaikan pesat dalam hal kapitalisasi pasar, basis
pengguna dan nilai, sementara yang lainnya gagal memenuhi ekspektasi
investornya.
Sambutan bagi investor Bitcoin awal
Pada 13 Mei lalu, StockTwits, platform
komunikasi keuangan terbesar di dunia untuk komunitas investasi, mengungkapkan
salah satu grafik pertumbuhan penggunanya yang membandingkan berbagai mata
uang, obligasi dan aset. Di dalamnya, pengguna StockTwits bernama Charlie
Bilello mencatat bahwa investasi $10,000 pada Bitcoin yang dibuat pada bulan
Juli 2010 akan memberi investor pengembalian $200 juta.
Tepatnya, seorang investor Bitcoin yang membeli
Bitcoin senilai $10,000 pada tahun 2010 akan memperoleh $201.56 juta.
Sebaliknya, investor yang membeli emas senilai
$10,000 pada tahun 2010 akan mengalami tingkat pengembalian negatif sebesar
$9,981.
Emas secara luas dianggap sebagai aset yang
aman, yang artinya nilai investasinya tetap bisa bertahan atau meningkat di
tengah gejolak pasar dan tingkat kepastian ekonomi dari waktu ke waktu. Namun
dalam tujuh tahun terakhir, emas belum memenuhi salah satu dari kedua kondisi
tersebut. Emas telah gagal mempertahankan nilainya selama periode tujuh tahun
dan gagal pula untuk mengalami kenaikan nilai. Dengan demikian, apakah emas
masih bisa dianggap sebagai investasi aset yang aman atau tidak masih belum
jelas.
Sejak Juli 2010, Bitcoin telah secara
signifikan mengungguli Yen Jepang, Dolar Kanada, Euro, Perak, Emas, Dolar AS,
obligasi, saham global, real estat AS dan saham AS. Secara alamiah, sifatnya
yang terdesentralisasi, likuiditas dan transportabilitas yang tinggi mulai
menarik banyak investor mencari aset alternatif untuk melindungi kekayaan
mereka dalam investasi jangka panjang.
Keunggulan Bitcoin
Bitcoin sering dianggap sebagai Gold 2.0, atau
emas digital, karena karakteristiknya. Tidak seperti emas, Bitcoin dapat
mempertahankan nilainya atau bahkan mencatat kenaikan nilainya dari waktu ke
waktu karena adanya pasokan tetap sebesar 21 juta Bitcoin. Sementara pada emas,
jika terdapat persediaan emas cukup masif, maka emas bisa mengalami inflasi
dalam hal pasokan dan dapat menghambat nilai jangka menengahnya.
Faktanya pada akhir Maret lalu, sebuah tambang
emas terbesar di China hingga saat ini ditemukan oleh Shangdong Gold Group,
produsen emas milik negara di Cina. Saat itu, Bloomberg melaporkan:
Tambang Xiling di provinsi Shandong
mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa pihaknya telah menemukan
382,58 ton cadangan emas dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 550 ton setelah
eksplorasi selesai dalam dua tahun.”
Hal yang lebih penting, kepemilikan Bitcoin
jelas digambarkan dengan adanya pemanfaatan kriptografi, sehingga Bitcoin tidak
dapat disita oleh entitas pusat karena jaringan Bitcoin itu sendiri
terdesentralisasi dan tidak dapat diubah.
Lebih jauh lagi, Bitcoin menyediakan komponen
penting yang tidak ditawarkan oleh emas dan hal itu adalah sistem settlement.
Bitcoin saat ini sering disebut sebagai emas digital dengan sistem settlement. Artinya,
Bitcoin tidak bisa dianggap sebagai kas digital, seperti yang ditetapkan oleh
pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto, karena kurangnya penskalaan dan biaya
transaksi jaringan yang tinggi.
Sumber: cointelegraph.com
Written by: Rosmy Sophia